Belakangan ini beredar foto tidak mendidik dari anggota pramuka yang dipaksa oleh seniornya makan di atas tanah.
Pasalnya foto-foto yang menunjukan anggota pramuka tengah makan makanan yang ditaruh di atas tanah diduga adalah perintah dari para seniornya.
Foto pertama kali diunggah di sebuah grup warga di Facebook, hingga akhirnya menjadi menyebar luas dan banyak dibagikan oleh para netizen.
Mendapati foto-foto anggota Bantara Pramuka tengah menyantap makanan berupa nasi dan lauk yang ditaruh begitu saja di atas tanah tanpa alas daun bahkan piring, tentu saja telah menuai komentar keras dari netizen.
Pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kabupaten Tangerang membenarkan sebuah foto yang menampilkan kegiatan Pramuka makan di tanah.
Pada siaran persnya, Sekretaris Kwarcab Pramuka Kabupaten Tangerang Dadang Sudrajat mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari pengkaderan dan pelantikan anggota baru Saka Wira Kartika Koramil-13/Kronjo, yang dilaksanakan di Buper Pantai Satuan Radar 211 TNI-AU pada 17-19 Maret 2017.
Namun, foto tersebut tidaklah seperti penilaian banyak orang. Foto pelaksanaan makan siang yang digelar di atas tanah tanpa alas itu merupakan bentuk hukuman.
"Kami klarifikasikan bahwa semua itu hanya trik hukuman yang diberikan kepada peserta, karena pelanggaran disiplin jam Ishoma (Istirahat, Sholat dan Makan) yang tidak sesuai jadwal," ujar Dadang.
Hal tersebut dilakukan panitia/Sangga Kerja untuk tindakan setelah minta petunjuk dari Pamong Saka yg bertanggung jawab di lapangan. Semua hanya dilakukan sebagai trik untuk tidak lagi melakukan kesalahan.
Sementara, untuk makan peserta tetap makan seperti biasa bersama-sama, dengan menu yang lain, nasi yang di lapangan hanyalah sebagian kecil saja, dan tidak semua makan kecuali yang sudah disiapkan temannya yang lain di tenda. Lalu, semua kegiatan berjalan lancar tanpa masalah.
"Kami yang bertanggung jawab atas kegiatan ini mohon maaf kepada semua unsur Pendidikan Kepramukaan dari atas hingga ke tingkat Kwaran, yang melihat postingan hasil upload peserta, yang entah maksudnya hanya iseng," Dadang menjelaskan.
Dadang mengaku, pihaknya tidak ada maksud merendahkan nilai-nilai kepramukaan yang jelas melarang apa yang terlihat dalam postingan gambar. "Kami tahu dan kami mohon maaf atas semua yg terjadi di lapangan, yang jelas peserta tidak makan nasi yang kotor, semua sudah diatur sesuai jadwal," kata dia.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDHXzQ_rcxxHYCmKvzy7ExiJC0VmA6-2v-A-41XB2iF9VhyphenhyphenBWPROs-1cuDmiwQBF4ebRr3gYpH0i9-TE6Tod8OR8MAgQU6hc1WkGP3QHfdjemMDpcDzF49e-IcCNuZVkMTHxbCas6anM7Y/s320/pramuka+makan+nasi+di+atas+tanah2.png)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBPQQAl6IWf4YNyvFndqAx9OthZC_zSRgtZzvwR013KR9WOWGu5ajXWZZx-vqaTwAuhT75QU42pn2uEM1NhTfPxOYtZkf2XNZMbg9HlvnE04wZduQorgoMW4hsFz8zYVPRa3k08w-U-oV2/s320/pramuka+makan+nasi+di+ats+tanah1.png)
Sementara itu,
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi, mengomentari foto viral sekelompok anak pramuka makan nasi beralaskan tanah di Tangerang Banten. Kak Seto, menganggap hal tersebut melanggar hak anak.
Dia menyarankan, adanya evaluasi di tubuh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka untuk mencegah timbulnya kegiatan pembinaan mental yang serupa. Juga memberikan pengetahuan tentang hak anak kepada para Pembina Pramuka.
Kak Seto juga mengapresiasi sikap Adhyaksa yang dinilai berbesar hati membuka 'aib' di organisasinya guna dijadikan pembelajaran.